Sabtu, 04 April 2009

TERAPI SENYUM

Tidak mudah memang menjadi orang paling ramah sedunia. Butuh perjuangan yang sangat keras! Tapi bukan mimpi untuk menuju kesana. Rasulullah saw adalah orang yang paling ramah sedunia. Beliau saw paling kasih sayang dengan umatnya. Meskipun beliau sedang marah, ucapannya pun masih halus didengar.

Ada sebuah amalan yang “ringan” untuk dikerjakan sebenarnya, tapi tidak semua orang mampu melakukannya. Ambil saja contoh yang sangat sepele bagi kita, “senyum”. Ya...! itulah dia! Semua orang suka mendapat senyum dari kawannya. Sebuah kata sederhana, tapi tidak mudah melakukannya.

Anda pun senang melihat orang yang murah senyuman, apalagi yang diberikan dengan sangat tulus. Yang penting bukan tulusnya orang yang cuma bisa merengut.

Terapi Senyum bukan berarti menjalani terapi supaya bisa senyum. Tapi pengertian itu dibalik, sehingga menjadi, “bagaimana senyum itu menjadi sebuah terapi.” Apa bisa ya? Berikut liputannya :

Dilaporkan langsung dari TKP.......

Dengan anda terbiasa dengan senyum, yang sudah pasti bukan senyum yang di buat-buat, tapi memang benar-benar diberikan tulus kepada saudaranya. berarti sama saja dengan antum sudah menjalani sebuah "terapi." Terapi? Apanya?

Kita tau dijaman serba muter-muter sekarang, yang namanya senyum tidak terjual bebas. Mau tidak percaya terserah, tapi kenyataanya demikian. Sebuah contoh kita kutip di tempat-tempat Administrasi atau transaksi di Bank. Bisa dibilang tidak semua teller berwajah sumringahkan? Yang ada hanya tangan berbicara menunjuk kesana-kemari dan berkata hanya dengan sepatah dan dua patah kata. Itulah, betapa jarangnya senyum itu dipamerkan.

Terapi senyum sebetulnya merupakan sebuah media bagaimana menghabiskan hari-hari dengan sedekah tanpa harta. Senyum merupakan aktivitas yang bisa dibilang suatu terapi. Mengapa demikian? Dibandingkan kita memasang wajah sepet atau suka bermuka sangar, itu malah membuat otot-otot wajah selalu berkontraksi dan bekerja dengan ekstra.

Lalu... apa akibatnya...? Berikut selengkapnya...

Kalau di ibaratkan ga jauh beda sama kendaraan bermotor yang selalu dipaksa berpacu kecepatan. Ya jelas mudah bobrok. Tapi memang tidak senyata itu, kalau wajah selalu digunakan untuk murung dan bermuka masam, bisa-bisa otot-otot wajah menjadi lelah, cepat menua dan tidak tampak segar. Berbeda dengan orang yang selalu memperlihatkan wajahnya dengan cerah, santai, ramah dan senyum-sumringah. Akan tampak wajahnya berseri dan menyejukkan. Semua otot-otot wajahnya rileks, tidak ada kerutan dahi yang menampakkan rasa marah, tidak ada kontraksi otot pipi yang menampakkan kekesalan, sehingga wajahnya sangat enak dipandang. Mau...?

Taukah antum ketika orang lagi marah? Jumlah otot yang berkontraksi bisa mencapai 32 otot!

Tapi ketika tersenyum ceria yang berkontraksi hanya sekitar 12 otot.

Jadi kalau dipikir-pikir, dijaman yang serba mahal sekarang ini, alangkah hematnya bila kita sering tersenyum.

"Senyummu di wajah saudaramu adalah sedekah." (HR. Ahmad)

Alangkah indahnya Rasulullah saw. mengajarkan kita untuk murah senyum. Bukan berarti dinilai sebagai orang yang ada gangguan, tidak! Jelas Tidak!!!

Apakah suka, memandang orang yang cuma punya wajah kusut? Apakah suka kita melihat orang tua kita hanya bisa berekspresi marah pada kita? Jelas kita merasa dihargai bila setiap berkomunikasi selalu di “sedekah”kan dengan ekspresi wajah yang murah senyum.

Berurusan dengannya serasa mudah...

Berdiskusi dengannya serasa saling menghargai...

Karena satu dengan yang lainnya saling bersedekah, yaitu murah dengan senyuman.

Dijaman yang serba mahal sekarang ini, kadang-kadang yang namanya senyum juga ikut-ikutan mahal. Kenapa ya..? ga tau juga sih....! Padahal kalau itung-itungan, dengan murah senyum, kita dapat pahala tanpa perjuangan keras, malahan membantu kita lebih awet muda, karena hemat tenaga. yes...!

Ketahuilah saudaraku, dengan antum bermurah senyum, tidak membuat harga diri menjadi turun. Dengan antum murah senyum, tidak membuat teman antum lari bepergian. Dan dengan antum murah senyum, tidak membuat menjadi rugi. Yang ada hanyalah, pahala yang banyak, tenaga yang hemat, pribadi yang selamat.

Selamat mencoba...!

<<--iefnuya-->>

Perhatian Keras : Sedekah bukan hanya dapat pahala dan hanya terjadi oleh karena niat pelakunya! tapi juga karena ada kesempatan. Waspadalah...!!! Tersenyumlah...!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar