Kamis, 30 April 2009
Bisa Belajar Dari Pejuang
Minggu, 19 April 2009
Rasa Ini Jangan Sampai Pergi...!
Jasadku dinegeriku, Tapi jiwaku di Negeri Jihad-Mu...
Penak men di Indonesia...!
Bisa hidup nyaman, perhitungan masa depan yang di hitung dan dipertimbangkan dengan demikian rumit, supaya dapat memperoleh kedudukan tinggi di masa depan.
Tapi berpa banyak orang yang memperhitungkan dan merencanakan rencananya untuk pergi berperang, Jihad fi sabilillah...?
Jumat, 17 April 2009
Pemuda! Pernahkah anda merasa tua..???
Wajarnya kita tinggal di rumah, kost, atau asrama yang selalu berinteraksi dengan kerabat yang beragam usia, mulai dari anak-anak, remaja, dan orang tua. Bagi para remaja dan pemuda jelas sudah pernah merasakan apa itu bayi, balita, dan anak-anak. Meskipun semuanya telah berlalu dan mungkin telah banyak yang dilupakan.
sewaktu kecil, mungkin punya postur tubuh yang mungil, dikelas paling kecil, dikalangan bermain paling lemah dan tak berdaya. Merasakan penindasan dari orang yang lebih kuat dan lebih besar. Tapi hal itu tidak terlalu digubris, waktu kita masih kecil
ketika kita sudah menjadi remaja atau dewasa, ternyata pengalaman diwaktu kecil bukan menjadi pelajaran berarti untuk masa berikutnya. Masa apa itu? ya, tentu masa ketika kita lanjut usia. Tapi jelas itu adalah hal yang mesterius, dan rahasia Allah 'Azza wa jalla. Tapi terlepas dari itu semua, pernahkah kita merasa tua??
Merasa tua bukan berarti merasakan tubuh ini layaknya orang tua. Tapi membayangkan apa saja yang akan terjadi pada diri kita bila waktunya menjadi tua telah tiba.
Tua bukan sebuah penyakit, bukan sesuatu yang pasti dapat dihindari atau dtunda waktunya. Dan sebenarnya tua pasti dilalui oleh semua orang.
Coba kita bayangkan bila menjadi tua nanti! ketika usia sudah mencapai 80 tahunan. Apa saja penyakit yang bakal diderita? Seberapa besar tenaga yang tersisa?? Apa saja penderitaan yang bakal dirasakan??? pernahkah kita para remaja menyempatkan diri untuk membayangkan itu?
Apa manfaatnya kita mengingati hal demikian? Jawabannya tidak terlalu sulit. Seperti halnya mengingati mati, bukan berarti untuk menakut-nakuti, melainkan bagaimana kita berajak dari sudut pandang bahwa betapa banyak nikmat yang kita rasakan selama ini, namun ucapan syukur tak kunjung keluar dari mulut kita. Benarkah?
Terlalu menikmati masa muda itulah salah satu sebabnya mengapa selalu mengeluh menghadapi masalah hidu ini. Bayangkan bila tua, berapa banyak masalah yang dihadapi selain tubuh yang sudah menjadi rapuh.
Tidak jarang orang-orang yang sudah sepuh dan berumur tua mengharapkan kematian untuk segera datang. Tapi apa daya Allah yang berkehendak! kalau mulut ini tidak pernah dilatih untuk mengucap istighfar kepada Allah, maka yang keluar hanyalah ucapan-ucapan yang tidak mendidik. Na'udzubillah...!
Dilingkungan boleh jadi kita kerap menjumpai orang yang tua dan sepuh. Tetapi pernahkan kita merasakan penderitaannya? membayangkan begitu!?
Bukan saya bermaksud memaknakan tua adalah sebuah siksaan, tapi coba bayangkan ketika masih muda dan terlalu menikmati juga memaksimalkan segala bentuk kenikmatan yang dirasakan waktu muda, seakan-akan lupa apa yang akan terjadi ketika tua.
Kayaknya, beribadah kepada Allah secukupnya, bersedekah, berjuang di Agama Allah pun juga seadanya, bahkan seolah-olah memiliki kekuasaan untuk melimpahkan amanah Agama-Nya hanya pada orang-orang tertentu saja. Ketaatan pada Allah pun juga sangat minim sekali. Merasa waktu muda adalah waktunya menikmati dunia, mumpung masih muda rasakan kenikmatan dunia itu dengan semaksimal mungkin, ya... inilah keadaan yang sering dijumpai oleh kalangan pemuda. Ndak tau juga kenapa...?
Anehnya lagi ada yang bilang, "kalau hidup anak muda terlalu taat pada agama sepertinya hidup cuma monotone."
"menurut gue having fun ga masalah yang penting ga pacaran dan ga minum." tambahnya.
inilah sebuah fakta yang banyak terjadi, mereka bilang khawatir nanti waktu tua ga ada yang bisa diceritakan buat anak dan cucu.... (buat pembaca, hal ini mohon tidak ditiru!!)
Bagi saya, yang lebih penting adalah perjuangan bahagia apa yang ditetapkan Allah sedang kita menjalankannya dengan ikhlas. Meskipun dengan tumpahan darah dan rasa lelah yang amat sangat... Betapa bahagianya menceritakan hal ini pada Allah 'Azza wajalla.... meskipun Allah sendiri lebih mengetahui hal itu... Allahu Akbar...!
Pemuda.. Jangan samapai ketika terlanjur tua menyesal, karena telah menyia-nyiakan kesempatan berjuang dimasa muda. Padahal Allah sangat mengutamakan pemuda yang taat...
Subhanallah...!
Tetap sehat...
Tetap semangat...
Supaya masa muda tetap dihabiskan dijalan dakwah Allah 'Azza wajalla...!
Selasa, 14 April 2009
Jangan Halangi Aku...!
Mau menunggu sampai kapan, saat yang tepat itu akan tiba?
Sudikah engkau melihat Agama Allah dilecehkan?
Apakah orang yang membebaskan Penindasan anak yatim disebut Teroris???
Semoga hancur berantakan!
Keseimbangan dunia sudah tidak stabil!
Pemetik api emosi yang sangat lembut dapat menebarkan benih peperanganyang berlangsung berkepanjangan. Hubungan antar Agama mulai rapuh! Mudah terjadi konflik! Merasa sok jagoan dan berkuasa! Punya nyali tapi bukan pemberani! mencari-cari sekutu untuk bersatu dan menghancurkanAgama yang lurus! Agama Allah yang Haq dan kokoh. Islam jawabannya! Islam adalah agamayang sungguhbenar-benar mengajarkan keadilan dan keteraturan. Pengikutnya sendiri akan menghadapi hukuman dar Tuhannya, bila memutuskan perkara yang tidak adil kepada terdakwa yang berbeda.
Islam mengetahui toleransi (yang terlalu panas digembar-gemborkan), mengajarkan sifat baik, adil, dan saling membantu satu sama lain. Tapi, bukan pada tempatnya kalau Agama islam yang merupakan agama Samawi DIKOTORI oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab! Tak ada hukum yang sesempurna dengan hukum-hukum yang ada di Agama islam. Merah dibalas merah! Putih dibalas dengan putih! Artinya, setiap perkara harus dibalas dengan perkara setimpal, dengan pertimbangan kaidah-kaidah yang berlaku. Kebaikan pun harus dibalas dengan kebaikan.
Berbeda dengan kendaraan yang Allah ciptakan sebagai sarana menuju dunia-Nya yang abadi, yaitu kampung Akhirat. Di Negri itu hanya ada dua pilihan. Yaitu syurga dan neraka.
Sabtu, 11 April 2009
Apakah Anda Pernah Mengerti...?
BERLADANG DEMI NEGERI AKHIRAT
............................
Minggu, 05 April 2009
BERUBAH
Berubah, Pentingkah?
Perubahan ada yang penting, ada yang sangat penting, sangat-sangat penting, paling penting, ada juga yang ga penting. Kenapa? Kata berubah sifatnya sangat umum. Belum spesifik. Kalau begitu sekarang buat jadi lebih sepesifik!
“Dia adalah orang yang selalu berubah”. Apanya? Perilakunya, bajunya, pakaiannya, style-nya, sikapnya, atau kebiasaannya dan hobbynya? atau “nya” yang lain-“nya”? Berubah bisa kita fahami dengan makna, yaitu suatu keadan yang berbeda dari keadaan yang sebelumnya. Mungkin hanya yang tampak; baju, sepatu, celana, potongan rambut, atau perilaku. Atau hanya yang dirasakan; sikap, pembicaraan, pemarah, pendiam, cerewet, dll.
Kalau perubahan itu baik, berarti ia telah membuat suatu kemajuan. Dimata Allah kemudian dimata manusia. Kalau perubahan itu buruk, berarti ia telah membuat suatu kemunduran, dimata Allah kemudian dimata manusia.
Dan dari perubahan itu bisa banyak yang diraih, mulai dari pujian, sanjungan, sampai pada olokan dan gunjingan yang menyakitkan. Tergantung sejauhmana pandangan orang yang memaknai perubahan yang dirasakan dan diresapi. Tapi bukan itu yang menjadi nilai utama bagi “pelaku” perubahan yang maju. Memang betul hakikat manusia itu ingin dipuji dan benci di gunjing. Tapi apa arti perubahan yang maju kalau hanya mengharapkan pujian dari oran lain, ingin dinilai orang lain.
Oleh sebab itu ada strategi yang menyelamatkan kita dari fitrah tersebut dengan mengalihkan perasaan tersebut pada Allah. Iya… ingin dipuji Allah, maka kita akan selamat.
Kemudian yang tidak kalah pentingnya lagi adalah, memfokuskan perubahan itu kepada hal yang besifat positif. Sudah pasti! Buat apa capek-capek ngubah diri kalau hanya rame-rame menjauhkan diri dari Allah.
Apa contohnya? Banyak! Bisa misalnya yang sebelumnya suka mengingatkan orang untuk meninggalkan kemungkaran toh tiba-tiba berhenti mengingatkan, hanya gara-gara banyak yang nolak peringatannya. Padahal kalau dikipir-kipir peringatannya benar.
Trus, ada lagi, ada yang biasanya suka kultum, ceramah, ngisi halaqah, aktif dimentoring, tiba-tiba ga kedengaran lagi kabarnya gara-gara ketahuan berkhalwat dengan jenis lain (malu-maluin!). Aktifitasnya sih bagus, tapi saying, sikap yang lain tidak bagus.
Ada juga yang sebelumnya rutin ngikutin kajian, tiba-tiba tidak lagi hadir kerena jadwal kajiannya pindah sabtu malam. Sehingga merasa ada waktu special yang tersita.
Ini adalah banyak contoh dari perubahan, tapi sayang mereka lupa Istighfar. Kenapa? Soalnya perubahan mereka itu mengarah pada kemunduran, padahal aktifitas sebelumnya mulia. Hanya demi kenikmatan Syahawat dunia, perjuangan di jalan Allah bisa-bisanya ditinggalkan. Bukan berarti boleh disambi! jelas tidak boleh!!!
Tapi Alhamdulillah yang baca ini semuanya adalah orang yang berubah kearah maju (cie…!), iya ‘kan…? Lho… kok malah guyu!
Ngaku saja! tapi sebelumnya istighfar dulu. karena anda baru saja dipuji, baru setelah itu kembalikan semuanya kepada Allah. Setelah itu mulai dari sekarang berubah-lah! berubah maju. dan rame-rame merebut cintanya Allah.
Kita pemuda! kita punya tenaga, tuntutlah ilmu, lalu sampaikan kepada orang lain. Kalau ada yang tidak sesuai dengan kebenaran, maka bantahlah…! Bantah dengan hikmah! sehingga seakan-akan antara orang yang membantah dan dibantah tidak terjadi apa-apa serta seakan-akan teman yang setia (41:34).
Ingat juga, kita pemuda, dan masih muda, berarti kalau kita pemuda yang taat, kita adalah orang yang merebut cinta Allah dari orang selain pemuda. Karena cinta Allah cenderung kepada pemuda yang Shalih dan shalihah.
Kalau ternyata kebanyakan pemuda tidak taat! maka…, sekiranya “Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini” (41:38) dan “keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.” (48:29).
Ingat, waktu adalah amanah, umur juga gitu, lalu tenaga juga pasti ditanyakan telah digunakan untuk apa. Semua itu adalah nikmat. Nikmat dari Allah, nikmat yang harus digunakan untuk meraih kenikmatan yang berikutnya. Nikmat apa? Bukan nikmat syahwat atau nikmat dunia! Tetapi nikmat yang kekal, nikmat yang halal, dan nikmat yang paling diridhai, yaitu nikmat keselamatan dunia dan akhirat, nikmatnya cinta Allah, dan yang terakhir adalah nikmatnya syurga Allah.
Bayangkan! 1000 th disini sama dengan 1 hari diakhirat, yang ‘kegiatannya’ sangat banyak dan lama banget!, ada yang nikmat-nikmat dan ada yang menyiksa.
Lalu bagaimana bila diakhirat sudah melewati 1 minggu, eh… terlalu lama, 3 hari saja? Iya kalau sibuk menikmati syurga, tentu betah! tapi kalau dineraka?, Demi Allah! satu detik pun tidak akan tahan. Tidak akan tahan siksaannya!
Dan juga ingat! nyawa kita tidak sampai 1000 tahun, pol-polnya hanya 60-100 th, dan itu belum menempuh 1 hari diakhirat! nah… kalau kita mau ngaku orang pinter, mau milih sengsara 60 tahun lalu nikmat 1000 tahun? atau mau nikmat 60 tahun lalu sengsara ribuan tahun? Bagaimana?
kalau saya mau nikmat 60 tahun dan nikmat lagi ribuan tahun! kok bisa…? bikannya saya culas! kalau mau tau rahasianya, patuhi saja apa yang sudah menjadi ketetapan-Nya dan hindari segala larangan-Nya!
Oleh sebab, jangan sampai yang 60 tahun, gara-gara yang 60 tahun, merusak kenikmatan yang ribuan tahun. Jangan sampai! Sekali lagi jangan sampai!!! Kalau begitu berubahlah dari sekarang! Berubah apa? ya berubah kemajuan! Kalau dulu sudah kenceng tahajjudnya, lalu sekarang kendor, kalau begitu ayo segera nyetater dan ngebut lebih kenceng lagi!
Kalau dulu sering mengingatkan orang lain dan sering gagal, lalu sekarang vakum, ayo mulai lagi sejak saat ini! Sekarang… ayo! lha kok masih baca? pikir-pikir dulu, mungkin dulu gagal karena kita sendiri belum hikmah menyampaikan kebenaran Allah, atau peringatan itu belum mencakup mana batasannya antara haramnya atau halalnya.
Kalau dulu masih sering aktif hadir di pengajian dan ikhtilath, sekarang ya sudah harus berubah, tinggalkan salah satunya, bukan kajiannya! tapi yang ‘begituan’nya itu! mudheng…? opo nggur mubeng-mubeng…?
Selamat menikmati perubahan…!
selamat merasakan pujian Allah…!
Selamat… Anda telah merebut cinta Allah, merebut syurga Allah…!
Salam ‘alaikum warahmatullah…!
Rekreasi di Taman Dunia, "RIHLAH"
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh....
R I H L A H.....
Pembabat bosan...
Point penting untuk pengadaan rihlah adalah tidak mengandung unsur mudharat sehingga tidak melahirkan hal-hal yang bersifat ma’siyat dan saudara-saudaranya. Seperti : ikhtilath, rihlah kok cuma berdua heterogen lagi!, trus berbaur tempatnya dengan habitat berbeda dan sebagainya. Silahkan kembangkan masing-masing. Kalau dijelasin semua bisa selesai dengan itu-itu aja.
Berkunjung ketempat kerabat untuk menguatkan silaturrahmi juga bisa kita anggap sebagai rihlah.
“Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebahagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur.” (QS. Luqman : 31)
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya.”
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
http://www.generasimuslim.com/gallery/
“orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): ‘Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka’.” (QS. Ali Imran : 191)
<<---"iefnuya"--->>
Sabtu, 04 April 2009
TERAPI SENYUM
Tidak mudah memang menjadi orang paling ramah sedunia. Butuh perjuangan yang sangat keras! Tapi bukan mimpi untuk menuju kesana. Rasulullah saw adalah orang yang paling ramah sedunia. Beliau saw paling kasih sayang dengan umatnya. Meskipun beliau sedang marah, ucapannya pun masih halus didengar.
Ada sebuah amalan yang “ringan” untuk dikerjakan sebenarnya, tapi tidak semua orang mampu melakukannya. Ambil saja contoh yang sangat sepele bagi kita, “senyum”. Ya...! itulah dia! Semua orang suka mendapat senyum dari kawannya. Sebuah kata sederhana, tapi tidak mudah melakukannya.
Anda pun senang melihat orang yang murah senyuman, apalagi yang diberikan dengan sangat tulus. Yang penting bukan tulusnya orang yang cuma bisa merengut.
Terapi Senyum bukan berarti menjalani terapi supaya bisa senyum. Tapi pengertian itu dibalik, sehingga menjadi, “bagaimana senyum itu menjadi sebuah terapi.” Apa bisa ya? Berikut liputannya :
Dilaporkan langsung dari TKP.......
Dengan anda terbiasa dengan senyum, yang sudah pasti bukan senyum yang di buat-buat, tapi memang benar-benar diberikan tulus kepada saudaranya. berarti sama saja dengan antum sudah menjalani sebuah "terapi." Terapi? Apanya?
Kita tau dijaman serba muter-muter sekarang, yang namanya senyum tidak terjual bebas. Mau tidak percaya terserah, tapi kenyataanya demikian. Sebuah contoh kita kutip di tempat-tempat Administrasi atau transaksi di Bank. Bisa dibilang tidak semua teller berwajah sumringahkan? Yang ada hanya tangan berbicara menunjuk kesana-kemari dan berkata hanya dengan sepatah dan dua patah kata. Itulah, betapa jarangnya senyum itu dipamerkan.
Terapi senyum sebetulnya merupakan sebuah media bagaimana menghabiskan hari-hari dengan sedekah tanpa harta. Senyum merupakan aktivitas yang bisa dibilang suatu terapi. Mengapa demikian? Dibandingkan kita memasang wajah sepet atau suka bermuka sangar, itu malah membuat otot-otot wajah selalu berkontraksi dan bekerja dengan ekstra.
Lalu... apa akibatnya...? Berikut selengkapnya...
Kalau di ibaratkan ga jauh beda sama kendaraan bermotor yang selalu dipaksa berpacu kecepatan. Ya jelas mudah bobrok. Tapi memang tidak senyata itu, kalau wajah selalu digunakan untuk murung dan bermuka masam, bisa-bisa otot-otot wajah menjadi lelah, cepat menua dan tidak tampak segar. Berbeda dengan orang yang selalu memperlihatkan wajahnya dengan cerah, santai, ramah dan senyum-sumringah. Akan tampak wajahnya berseri dan menyejukkan. Semua otot-otot wajahnya rileks, tidak ada kerutan dahi yang menampakkan rasa marah, tidak ada kontraksi otot pipi yang menampakkan kekesalan, sehingga wajahnya sangat enak dipandang. Mau...?
Taukah antum ketika orang lagi marah? Jumlah otot yang berkontraksi bisa mencapai 32 otot!
Tapi ketika tersenyum ceria yang berkontraksi hanya sekitar 12 otot.
Jadi kalau dipikir-pikir, dijaman yang serba mahal sekarang ini, alangkah hematnya bila kita sering tersenyum.
"Senyummu di wajah saudaramu adalah sedekah." (HR. Ahmad)
Alangkah indahnya Rasulullah saw. mengajarkan kita untuk murah senyum. Bukan berarti dinilai sebagai orang yang ada gangguan, tidak! Jelas Tidak!!!
Apakah suka, memandang orang yang cuma punya wajah kusut? Apakah suka kita melihat orang tua kita hanya bisa berekspresi marah pada kita? Jelas kita merasa dihargai bila setiap berkomunikasi selalu di “sedekah”kan dengan ekspresi wajah yang murah senyum.
Berurusan dengannya serasa mudah...
Berdiskusi dengannya serasa saling menghargai...
Karena satu dengan yang lainnya saling bersedekah, yaitu murah dengan senyuman.
Dijaman yang serba mahal sekarang ini, kadang-kadang yang namanya senyum juga ikut-ikutan mahal. Kenapa ya..? ga tau juga sih....! Padahal kalau itung-itungan, dengan murah senyum, kita dapat pahala tanpa perjuangan keras, malahan membantu kita lebih awet muda, karena hemat tenaga. yes...!
Ketahuilah saudaraku, dengan antum bermurah senyum, tidak membuat harga diri menjadi turun. Dengan antum murah senyum, tidak membuat teman antum lari bepergian. Dan dengan antum murah senyum, tidak membuat menjadi rugi. Yang ada hanyalah, pahala yang banyak, tenaga yang hemat, pribadi yang selamat.
Selamat mencoba...!
Perhatian Keras : Sedekah bukan hanya dapat pahala dan hanya terjadi oleh karena niat pelakunya! tapi juga karena ada kesempatan. Waspadalah...!!! Tersenyumlah...!